Pengertian Dan Cara Menghitung Burn Rate!
Burn rate juga bisa disebut sebagai perhitungan yang diikutsertakan untuk mengukur keberlangsungan perusahaan sebelum memperoleh pendapatan.
Burn rate adalah biaya yang digunakan oleh perusahaan, khususnya sebelum mendapatkan cash flow positif dari operasionalnya. Maka dari itu, istilah burn rate juga sering disebut sebagai tingkat pembakaran uang sebelum perusahaan mendapatkan keuntungan.
Dengan kata lain burn rate juga bisa disebut sebagai perhitungan yang diikutsertakan untuk mengukur keberlangsungan perusahaan sebelum memperoleh pendapatan.
Perhitungan ini menjadi salah satu komponen penting di laporan keuangan start up karena digunakan sebagai acuan dalam memahami kesiapan usahanya.
Selain itu, rincian burn rate juga dapat dimanfaatkan oleh investor guna mengetahui kemampuan perusahaan terkait pemberian imbal hasil.
Manfaat Burn Rate
Dengan mengetahui apa itu burn rate, Anda bisa memperkirakan apakah sebuah bisnis bisa memberikan keuntungan.
Selain itu, ada beberapa manfaat lain dari perhitungan burn rate, di antaranya:
1. Mengetahui Kelayakan Bisnis
Tolok ukur kelayakan sebuah bisnis tidak hanya diperhitungkan dari produktivitas perusahaan, namun juga berdasarkan total biaya yang dibutuhkan.
Pada hal ini, burn rate adalah salah satu biaya yang dijadikan ukuran bagi manajemen atau investor untuk menilai kelayakan suatu bisnis.
Mereka bisa memperkirakan berdasarkan jangka waktu yang dimiliki perusahaan sebelum kehabisan modal dan mendapatkan keuntungan kembali.
2. Memperkirakan Waktu Perkembangan Perusahaan
Dengan mengetahui burn rate, perusahaan bisa memperkirakan waktu yang dimiliki untuk menciptakan inovasi dan mewujudkannya.
Jadi, semakin tinggi dana yang dikeluarkan pada burn rate, maka waktu perusahaan untuk berkembang secara finansial akan cenderung terhambat.
3. Prediksi Perubahan Modal Perusahaan
Modal perusahaan merupakan salah satu indikator yang menentukan bagaimana bisnis akan tetap bertahan.
Dengan mengetahui burn rate perusahaan, maka manajemen bisa memperhitungkan besaran modal yang akan dibutuhkan serta memprediksi perubahannya untuk kegiatan di luar proses produksi.
4. Mengendalikan Pengeluaran Perusahaan
Burn rate adalah faktor yang bisa menghambat perusahaan jika dilakukan secara besar-besaran.
Maka dari itu, Anda perlu mengetahui besaran burn rate agar perusahaan bisa lebih bijak dalam mengeluarkan biaya anggaran lainnya.
Cara Menghitung Burn Rate
Cara menghitung burn rate bisa dilakukan berdasarkan jenisnya, antara lain:
1. Gross Burn Rate
Gross burn rate adalah metode perhitungan yang dilakukan guna mengetahui seberapa besar pengeluaran perusahaan untuk kebutuhan operasional.
Pada perhitungan ini, Anda perlu memasukkan seluruh pengeluaran operasional, mulai dari biaya sewa, gaji, dan lainnya setiap bulan.
Adapun rumus untuk menghitung gross burn rate, yaitu
Gross Burn Rate = Total uang perusahaan : Jumlah biaya operasional per bulan
2. Net Burn Rate
Net burn rate adalah perhitungan yang menunjukkan seberapa cepat perusahaan akan menghabiskan dana.
Perhitungan ini dilakukan berdasarkan jumlah kerugian atau biaya yang dikeluarkan per bulan dan menyebabkan arus kas perusahaan menjadi negatif.
Dengan demikian, perusahaan bisa mengetahui berapa banyak dana yang dibutuhkan untuk melanjutkan operasional pada jangka waktu tertentu.
Rumus untuk perhitungan net burn rate, yaitu
Net Burn Rate = Total uang perusahaan : Jumlah kerugian operasional per bulan
Contoh Perhitungan Burn Rate
Agar semakin memahami terkait perhitungan tingkat pembakaran uang perusahaan, berikut contoh burn rate berdasarkan masing-masing jenisnya.
1. Gross Burn Rate
Contoh burn rate ini digambarkan oleh sebuah perusahaan startup di bidang pengembangan games memiliki dana kas sebesar Rp50.000.000.
Pengeluaran bulanan yang mereka butuhkan adalah Rp15.000.000 untuk gaji pegawai, sewa gedung, dan kebutuhan operasional lainnya.
Perhitungan nilai gross burn rate bisa dilakukan menggunakan rumus, yakni
Gross Burn Rate = Total uang perusahaan : Jumlah biaya operasional per bulan
Gross Burn Rate = 50.000.000 : 15.000.000 = 3
Maka, nilai gross burn rate perusahaan tersebut adalah sebesar 3, yang artinya startup hanya memiliki waktu selama 3 bulan sebelum semua uang kas mereka habis.
2. Net Burn Rate
Contoh burn rate berikutnya adalah berdasarkan jenis kedua, yaitu net burn. Misalnya, perusahaan startup berhasil melakukan penjualan dengan pendapatan sebesar Rp5.000.000 di bulan pertama.
Namun, catatan pengeluaran perusahaan pada bulan tersebut mencapai Rp6.000.000 atau mengalami cash flow negatif sebesar Rp1.000.000.
Selain itu, perusahaan juga memiliki total uang kas sebesar Rp15.000.000. Maka, berapa nilai net burn rate-nya?
Net Burn Rate = Total uang perusahaan : Jumlah kerugian operasional per bulan
Net burn rate = 15.000.000 : 3.000.000 = 5
Jadi, bisa dikatakan bahwa burn rate perusahaan tersebut adalah sebesar 5, yaitu mereka memiliki jangka waktu 5 bulan sebelum dana operasional habis.
Itu tadi uraian tentang pengertian hingga contoh burn rate. Bisa disimpulkan, burn rate adalah nilai yang dapat mencerminkan bagaimana startup menggunakan modal awalnya.
Dengan demikian, baik pelaku usaha maupun calon investor dapat memahami tentang hal hal yang akan terjadi dengan perusahaan mereka.